Mengenal Macam Macam jenis berlian berguna untuk membedakan berliaan atas dasar warna dan bentuk fisik lainnya. Ini penting sekali mengingat banyak berlian dari segi pembuatannya. Bisa berasal dari berlian alami/murni dari alam, dibuat dari bahan sintesis atau berlian treatment dengan HPHT contohnya.
Berlian sendiri terbentuk dari unsur Carbon dengan ikatan yang panjang. Tetapi dikarenakan berada di alam sering terdapat zat pengotor seperti Nitrogen dan Boron. Pada berlian yang dibuat dipabrikan, biasanya Nitrogen dan Boron ini sengaja ditambahkan agar mendapatkan efek kilau warna yang baik.
Karena adanya zat pengotor berlian ini, maka terjadi ketidak sempurnaan pada berlian. Zat pengotor ini pastinya akan berpengaruh pada tampilan, kerusakan atau cacat pada berlian. Berdasasrkan ini, di tahun 1930-an berlian dibagi menjadi 2 tipe. Berlian tipe I dan berlian tipe II. Namun, seiring berkembangnya zaman jenis berlian tersebut dibagi lagi menjadi tipe IA, IB, IIA dan IIB. Berikut penjelasan tipe tipe berlian tersebut.
Berlian jenis ini sering dinamakan dengan Berlian Cape atau Cape Diamond. Penamaan ini berdasarkan dimana berlian ini banyak ditemukan di Cape, Afrika Selatan.
Dari semua jenis berlian, bisa dikatakan berlian jenis IIA ini yang memiliki karbon paling banyak.
Pada prakteknya, pengetahuan tentang jenis berlian ini penting untuk menentukan apakah berlian tersebut murni dari alam atau telah dikenai sintesis atau treatment seperti HPHT. Treatment HPHT ini digunakan untuk menghilangkan warna yang tidak diinginkan pada berlian sehingga berlian tampak lebih bening dan jernih. Beberapa treatment lain terhadap berlian adalah penambahan warna agar terlihat lebih menarik. Baca juga: Cara Membaca Sertifikat Berlian (GIA)
Berlian sendiri terbentuk dari unsur Carbon dengan ikatan yang panjang. Tetapi dikarenakan berada di alam sering terdapat zat pengotor seperti Nitrogen dan Boron. Pada berlian yang dibuat dipabrikan, biasanya Nitrogen dan Boron ini sengaja ditambahkan agar mendapatkan efek kilau warna yang baik.
Karena adanya zat pengotor berlian ini, maka terjadi ketidak sempurnaan pada berlian. Zat pengotor ini pastinya akan berpengaruh pada tampilan, kerusakan atau cacat pada berlian. Berdasasrkan ini, di tahun 1930-an berlian dibagi menjadi 2 tipe. Berlian tipe I dan berlian tipe II. Namun, seiring berkembangnya zaman jenis berlian tersebut dibagi lagi menjadi tipe IA, IB, IIA dan IIB. Berikut penjelasan tipe tipe berlian tersebut.
#Berlian Tipe IA
Jenis berlian ini memiliki kandungan Nitrogen bergerombolan. 95% berlian asli dari alam termasuk jenis berlian ini. Warnanya berlian tipe A ini biasanya bening, kuning muda samar.Berlian jenis ini sering dinamakan dengan Berlian Cape atau Cape Diamond. Penamaan ini berdasarkan dimana berlian ini banyak ditemukan di Cape, Afrika Selatan.
#Berlian Tipe IB
Jenis Berlian ini memiliki kandungan nitrogen yang menyebar merata. Warna dari berlian ini adalah kuning cerah. Jenis berlian ini termasuk berlian yang sulit ditemukan.#Berlian Tipe IIA
Tipe berlian IIA memiliki kemurnian yang dibentuk oleh karbon saja. Zat pengotor seperti Nitrogen dan Boron sangat sedikit sekali. Biasanya akan ditemukan dalam warna bening, abu-abu, kuning muda, coklat muda dan Pink.Dari semua jenis berlian, bisa dikatakan berlian jenis IIA ini yang memiliki karbon paling banyak.
#Berlian Tipe IIB
Berlian tipe IIB disebutkan memiliki kemampuan untuk menghantarkan arus listrik. Ini disebabkan karena pengotor berupa unsur Boron. Biasanya akan ditemukan dalam warna biru dan abu-abu.Pada prakteknya, pengetahuan tentang jenis berlian ini penting untuk menentukan apakah berlian tersebut murni dari alam atau telah dikenai sintesis atau treatment seperti HPHT. Treatment HPHT ini digunakan untuk menghilangkan warna yang tidak diinginkan pada berlian sehingga berlian tampak lebih bening dan jernih. Beberapa treatment lain terhadap berlian adalah penambahan warna agar terlihat lebih menarik. Baca juga: Cara Membaca Sertifikat Berlian (GIA)
Share Yuk
Related Posts
Loading...
No comments:
Post a Comment